Biji yang terinfeksi Phomosis spp. Akan retak dan mengkerut
atau keriput, mengecil dan terdapat bercak yang merupakan tubuh jamur berwarna
coklat keabuan sampai hitam (Koenning, 2002) dan biasanya mempunyai daya
kecambah yang rendah. Jika biji digunakna untuk kepentingan agronomis dapat
menghasilkan kemunculan bercak pada biji. Busuk biji ini seperti halnya
penyakit tular benih lainnya, merupakan hasil dari keterlambatan panen dan
kondisi kelembaban selama perkembangan biji. Serangan Phomopsis spp. banyak terjadi pada lahan-lahan pertanian yang
ditanami dengan kedelai terutama pada saat pemasakan biji. Jika penen terlambat
dan kondisi kelembaban tinggi terjadi maka kemungkinan infeksi pada biji dapat
berlangsung (Lemay, 2000).
Gejala lain dari
serangan Phomopsis spp. khususnya
Phomopsis longicolla adalah biji tampak berwarna putih pucat serta biji
yang terinfeksi tidak dapat berkecambahkarena jamur tersebut merusak embrio.
Tingkat perkecambahan dari biji yang kurang dari 70% tidak dapat digunakan lagi
sebagai benih untuk perbanyakan (Smith, 1999). Penyebab penyakit ini membentuk
piknidium 120-180 x 135-240 µm dan mempunyai 2 macam konidium yaitu konidium
alfa yang terdiri dari 1 sel, berukuran 4,9-9,8 µm dan konidium beta, memanjang
dan ujung bengkok 20-30 x 0,5-1µm. Pengendalian penyakit ini meliputi penanaman
varietas tahan, sanitasi kebun, pembersihan sisa tanaman yang telah dipanen dan
perlakuan pasca panen.
Phomopsis
spp. merupakan jamur imperfect dari Diaporthe
phaseolorum. Konidia jamur Diapothe
phaseolorum berbentuk pendek, hialin, satu sel berukuran 4,9 – 9,8 x
1,7-3,2 µm.
Siklus penyakit Diporthe phaseolorum : inokulum awal
untuk infeksi berasal dari miselium, piknidia dan perisitia yang menginfeksi
biji. Jamur ini menginfeksi banyak tanaman termasuk kedelai (Phaseolis vulgaris), cowpea (vigna unguiculata), garlic (Allium sativum), kacang tanah (Arachis hypogea), bawang (Allium cepa) dan tomat (Lycopersicon esculentum).
Biji-biji yang sakit
merupakan sumber inokulum utama dari jamur Diphorthe
phaseolorum. Biji-biji menjadi terserang pada saat pembentukan biji dan
infeksinya meningkat pada saat panen selama cuaca hangat dan basah, selanjutnya
biji mengalami kerusakan dan busuk. Jamur mampu bertahan hidup dalam
penyimpanan selama 2 (dua) tahun dalam kondisi dingin dan kering. Infeksi pada
biji menyebabkan biji gagal untuk berkecambah (seedling blight). Miselium jamur
menyerang ovul melalui funiculus dan hilum. Didalam biji terbentuk koloni jamur
pada semua jaringan, permukaan biji, kotiledon dan juga radicle dan plumule.
Pengendalian jamur Diaporthe phaseolorum : menanam tanaman
sehat, benih/bii bebas patogen, aplikasi potasium pada tanah untuk mengurangi
infeksi pada biji dan penggunaan jins kedelai yang resisten.
Daftar Pustaka
Rasminah, Siti. 2010. Penyakit-Penyakit
Pascapanen Tanaman Pangan. UB Press. Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar