Kamis, 06 September 2012

Budidaya Salak



Pembibitan Buah Salak
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak
adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman
tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam
pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan
memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan
kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah
tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat
berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik
diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah,
berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman
baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang
kurang menguntungkan.
Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:
a) dapat dikerjakan dengan mudah dan murah
b) diperoleh bibit yang banyak
c) tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup lebih lama
d) untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih mudah
e) tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga tahan rebah dan
kekeringan
f) memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk persilangan.
Kekurangan perbanyakan secara generatif:
a) kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan pohon induk karena
mungkin terjadi penyerbukan silang
b) agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan atau betina.
1) Persyaratan Bibit
Untuk mendapatkan bibit yang baik harus dilakukan seleksi terhadap biji yang
akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :
a) Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi syarat.
b) Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu cukup umur.
c) Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %.
d) Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat.
e) Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit.
f) Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.
2) Penyiapan Bibit
a) Bibit dari Biji:
1. Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang masih melekat.
2. Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
b) Bibit dari Anakan:
1. Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
2. Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Bibit dari Biji:
1. Biji salak yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik
yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan di tempat teduh
dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
2. Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan KCl, masing-masing 5
gram, tiap 2-3 minggu sekali
3. Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman setiap hari
b) Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu:
1. Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan
2. Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
3. Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
4. Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
5. Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam,
konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air
6. Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
7. Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas
berada dibawah.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x
25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari baru bibit dipindahkan ke polibag.
Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat di bawah anakan
salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan
anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea,
TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.
5) Pemindahan Bibit
Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan
pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa
dipindahkan ke lapangan.

Pengolahan Lahan Buah Salak
1) Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan salak harus memperhatikan faktor kemudahan
transportasi dan sumber air.
2) Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta
menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.

Teknik Penanaman Buah Salak
1) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4
m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm,
dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang
yang telah jadi sebanyak 10 kg.
2) Cara Penanaman
Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan
kemudian biji mulai tumbuh
3) Lain-lain
Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam di bawah
tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya.
Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman
peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam pohon peneduh
disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x
10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.

Pemeliharaan Tanaman Buah Salak
Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur
sehingga diperoleh produksi kebin yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini
dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.
1) Penjarangan dan Penyulaman
Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai
rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan
ke 4 atau ke 5.
Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati
atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak
tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan
(biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan
tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman.
Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan
sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar
tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akarakar
di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.
2) Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman
pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang
lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman
salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit
ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman
berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali
atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.
3) Pembubunan
Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan
tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja
juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk
gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang
ada.
4) Perempalan dan Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun
yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak
harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan).
Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga
kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancar
diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya
ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian
generatif secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa
berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1
kali.
Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, lakukanlah pengurangan
anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1
atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari
itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal pelepahnya. Jangan
hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab bagian yang disisakan
sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi tanaman.
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas
sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang
dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh
baik dan optimal.
5) Pemupukan
Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan
unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut
pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk
akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman
(pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk
organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah
dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil,
Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik
yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang.
Umur tanaman :
a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl
5 gram. b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram.
c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP 15 gram, KCl 15 gram.
d) 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20 gram, KCl 20 gram.
6) Pengairan dan Penyiraman
Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan
agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan
hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja
yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi
kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan
akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan
jumlah yang sesuai.
7) Pemeliharaan Lain
Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari bambu atau kayu untuk
menjaga agar tanaman tidak roboh.

Senin, 25 Juni 2012

Khas Indonesia : Ormas Muhammadiyah Telah Menetapkan 20 Juli Sebagai Awal Ramadhan 1433 H (Awal Puasa) dan 1 Syawal (Lebaran) Pada 19 Agustus 2012


Tak terasa, se­­bulan lagi umat muslim mu­lai menjalankan ibadah pua­sa. Se­­perti biasanya, ken­dati pe­me­­rintah belum mene­tapkan se­cara resmi awal puasa, or­mas keagamaan terbesar Mu­ham­madiyah mengumumkan 20 Juli 2012 jatuhnya awal pua­sa. Se­dangkan 1 Syawal 1433 Hi­jriah berlangsung tang­­­­gal 19 Agus­tus mendatang. 

Pengurus Wilayah Mu­ham­­­ma­­diyah Sumbar menye­but­kan, pe­netapan itu sudah me­lalui ke­sepakatan Pimpinan Pu­sat (PP) Muhammadiyah. Pe­ne­ta­pan ini berdasarkan me­to­de hi­sab yang me­nunjukkan ma­ta­hari sudah terbenam 29 Sya’ban.

Pimpinan Wilayah Mu­ham­madiyah Sumbar, Das­ril Ilyas tidak menafikan ter­ja­dinya perbedaan penetapan awal puasa dengan peme­rin­tah maupun organisasi ke­aga­ma­an lainnya. Tapi, menu­rut per­­hitungan hisab yang dila­ku­kan tim hisab tarjih dan taj­did Mu­hammadiyah, yang ber­pedoman ephemeris ma­tahari dan bulan yang dilakukan Mah­kamah Agung Direktorat Jen­deral Badan Peradilan Aga­ma. Dengan begitu, warga Mu­ham­madiyah menyepakati 1 Ra­madhan pada 20 Juli.

“Shalat Tarawih pertama akan dilakukan sehari se­belum­nya (19 Juli, red). Se­dang­kan hitungan hari berpuasa adalah 30 hari,” ujarnya saat launching Im­sakiyah Ramadhan 1433 Hi­jriah, di Gedung Dakwah Mu­ham­madiyah Sumbar, kemarin (19/6). “Jika nantinya berbeda, kita harapkan tidak ada masalah. Kita akan saling menghormati,” ujarnya.

Acara tersebut juga dihadiri se­jum­lah tokoh Muham­ma­diyah Sumbar, perwakilan Kan­wil Kemenag Sumbar, dan Wakil Wa­li Kota Padang Mahyeldi An­sharullah. Wawako juga meng­­ha­rapkan, jika memang ada per­bedaan, jangan menja­dikan hal itu masalah. “Ber­ibadahlah ter­gan­tung keimanan. Jangan sam­pai menimbulkan musibah ka­rena perbedaan itu,” imbau­nya..

Berpotensi Beda

Sebelumnya, Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Ke­dirgantaraan Lembaga Pener­bangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin meyakini penetapan awal puasa di Indonesia bakal mengalami perbedaan. Tetapi, penetapan 1 Syawal berpotensi kompak anta­ra sejumlah ormas dengan pe­me­rintah.

Thomas menuturkan, se­telah mengamati posisi bulan, dia menyimpulkan jika ada po­tensi perbedaan dalam pene­tapan 1 Ramadhan. Dia men­je­laskan, pemerintah melalui Ke­menag akan menjalankan pe­nga­matan bulan atau ruk­yatul hilal pada 19 Juli 2012 nanti.

Dari perjalanan bulan, dike­tahui bahwa pada magrib akhir Sya’ban atau 19 Juli 2012 nanti, bulan telah tampak di Indonesia. Tetapi, ketinggiannya ku­rang dari imkan rukyat. Keten­tuan imkan rukyat meng­gu­na­kan kriteria yang disepakati ketinggian bulan minimal 2 derajat.

 Nah, karena pada 19 Juli 2012 bulan sudah wujud tetapi ku­rang dari 2 derajat, maka peng­guna hisab wujudul hilal akan menetapkan awal Rama­dhan jatuh pada 20 Juli. Peng­guna hisab wujudul hilal ini di an­taranya adalah Muham­ma­diyah.

Sedangkan ormas yang meng­gunakan hisab imkan ruk­yat akan menetapkan 1 Ra­madhan pada 21 Juli. Sementara itu, posisi hilal yang rendah tadi (antara 0-2 derajat) tidak mung­kin akan berhasil di-ruk­yat pada 19 Juli. Maka pengguna rukyat kemungkinan besar me­ne­tap­kan 1 Ramadhan jatuh pada 21 Juli. Pengguna rukyat ini di antaranya pemerintah dan Nah­dlatul Ulama.

Rabu, 13 Juni 2012

Cob rot Diplodia (Diplodia maydis = Diplodia Zeae)


Patogen ini terdapat di tempat-tempat yang beriklim dingin. Patogen ini menyebabkan seedling blight, busuk tangkai dan busuk biji. Infeksinya melalui biji dan tanah. Perlakuan lebih efektif dengan pemberian bahan kimia organomerquri dan non merquri yaitu Arasan dan Dithae.
Menurut Semangun (2004), busuk tongkol diplodia tersebar luas di jawa, bahkan penyakit ini sudah menyebar di seluruh Indonesia. Penyakit ini membentuk kompleks busuk tongkol, yang juga menyebabkan busuk daun dan penyakit semai. Pada umunya penyakit ini kurang merugikan, meski[un lebih merugikan di daerah iklim sedang dan di pegunungan daerah tropik.
Gejala yang muncul yaitu terjadi infeksi pada beberapa biji secara tidak tampak sampai ke membusuknya seluruh tongkol dan kelobot. Diantara biji-biji terdapat miselium yang berwarna putih sampai coklat kelabu. Biasanya pembusukan berkembang dari pangkal ke ujung tongkol.
Penyebab penyakit ini adalah Diplodia maydis (Berk) Sacc. Jamur ini membentuk piknidium dalam jaringan, bulat dan agak bulat, coklat tua atau hitam, garis tengah 150-300 µm. Dinding bersel banyak, berwarna lebih gelap disekeliling ostiol yang bulat dan menonjol, yang mempunyai garis tengah 40 µm. Patogen mempertahankan diri dalam biji dan hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa tanaman sakit. Pada waktu cuaca lembab, konidium keluar dari piknidium seperti benang-benang hitam, dan seterusnya konidium dapat dipencarkan oleh percikan air, atau setelah mengering oleh angin. Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman benih sehat, penanaman varietas tahan dan perlakuan benih (seed dressing).