Rabu, 13 Juni 2012

Cob rot Diplodia (Diplodia maydis = Diplodia Zeae)


Patogen ini terdapat di tempat-tempat yang beriklim dingin. Patogen ini menyebabkan seedling blight, busuk tangkai dan busuk biji. Infeksinya melalui biji dan tanah. Perlakuan lebih efektif dengan pemberian bahan kimia organomerquri dan non merquri yaitu Arasan dan Dithae.
Menurut Semangun (2004), busuk tongkol diplodia tersebar luas di jawa, bahkan penyakit ini sudah menyebar di seluruh Indonesia. Penyakit ini membentuk kompleks busuk tongkol, yang juga menyebabkan busuk daun dan penyakit semai. Pada umunya penyakit ini kurang merugikan, meski[un lebih merugikan di daerah iklim sedang dan di pegunungan daerah tropik.
Gejala yang muncul yaitu terjadi infeksi pada beberapa biji secara tidak tampak sampai ke membusuknya seluruh tongkol dan kelobot. Diantara biji-biji terdapat miselium yang berwarna putih sampai coklat kelabu. Biasanya pembusukan berkembang dari pangkal ke ujung tongkol.
Penyebab penyakit ini adalah Diplodia maydis (Berk) Sacc. Jamur ini membentuk piknidium dalam jaringan, bulat dan agak bulat, coklat tua atau hitam, garis tengah 150-300 µm. Dinding bersel banyak, berwarna lebih gelap disekeliling ostiol yang bulat dan menonjol, yang mempunyai garis tengah 40 µm. Patogen mempertahankan diri dalam biji dan hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa tanaman sakit. Pada waktu cuaca lembab, konidium keluar dari piknidium seperti benang-benang hitam, dan seterusnya konidium dapat dipencarkan oleh percikan air, atau setelah mengering oleh angin. Pengendalian dapat dilakukan dengan penanaman benih sehat, penanaman varietas tahan dan perlakuan benih (seed dressing).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar