Konservasi
tanah adalah segala upaya yang ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah.
Pencegahan kerusakan tanah terutama akibat erosi dilakukan dengan cara
menurunkan kekuatan perusak, dalam hal ini air hujan, serta
memperbaiki kedaan tanah sehingga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap
erosi. Pada dasarnya ada 3 metoda konservasi tanah yang dapat dilakukan, yaitu:
metoda agronomi atau vegetatif, metoda mekanik, dan metoda kimia.
Dua metoda pertama lebih banyak diaplikasikan dan prospektif diterapkan
di Indonesia. Metoda ketiga tampaknya perlu biaya besar dan sebagian
besar masih dalam tataran penelitian
Konservasi tanah dengan metoda agronomi atau vegetatif
adalah pemanfaatan tanaman serta sisa-sisa tanaman untuk menurunkan daya rusak
air, baik itu air hujan yang jatuh maupun aliran permukaan. Menurut
Arsyad (1989) metoda vegetatif meliputi:
1. Penanaman tanaman yang
terus menerus tanpa membiarkan lahan terbuka
2. Penanaman tanaman dalam
lajur atau strip
3. Pergiliran tanaman dengan
tanaman pupuk hijau atau tanaman penutup tanah
4. Sistem pertanian hutan
5. Pemanfaatan sisa-sisa
tanaman sebagai mulsa dan penambahan bahan organik
6. Penanaman rumput pada
saluran-saluran air.
Manajemen tanaman dalam arti memilih tanaman yang
sesuai dengan kemiringan tanah, tumbuh cepat dan tahan erosi merupakan langkah
awal dalam metoda agronomi. Penanaman tanaman sepanjang garis kontur (strip
cropping) adalah suatu sistem bercocok tanam dimana beberapa jenis tanaman
ditanam dalam strip-strip yang berselang-seling pada ketinggian yang sama,
memotong lereng. Dengan cara ini, aliran air yang jatuh dari lereng bagian atas
akan tertahan oleh barisan tanaman. Tertahannya air berarti memberi
kesempatan yang lebih lama bagi air untuk meresap ke dalam tanah, serta laju
pergerakannya ke lereng bagian bawah terhambat. Akibatnya, daya gerus
aliran air akan berkurang secara drastis. Metoda ini dilaporkan
dapat menurunkan erosi hingga 50% pada tanah dengan kemiringan sedang. Pada tanah
dengan kemiringan yang curam metoda ini kurang efektif karena laju aliran air
terutama di daerah bercurah hujan lebat akan sangat tinggi.
Metoda
mekanik merupakan perlakuan fisik terhadap tanah guna menurunkan daya
rusak aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan tanah
untuk budidaya tanaman. Metoda ini dapat memperlambat laju aliran permukaan,
menampung air dan menyalurkannya dengan gaya yang tidak merusak, memperbesar
kemampuan tanah menyerap air, memperbaiki aerasi dan permeabilitas, serta
membantu penyediaan air bagi tanaman (Arsyad, 1989).
Metoda
mekanik meliputi: pengolahan tanah minimum, pengolahan tanah menurut garis
kontur, pembuatan guludan menurut kontur, pembuatan teras, dam, rorak, tanggul,
serta perbaikan drainase dan irigasi. Pengolahan tanah minimum adalah
proses manipulasi tanah untuk keperluan tanaman seminimal mungkin guna
menghindari erosi, namun tetap masih bisa mendukung pertumbuhan tanaman secara
optimal. Pada pengolahan tanah menurut kontur, tanah diolah memotong lereng.
Tumpukan-tumpukan tanah hasil olahan berbentuk sabuk mengelilingi lereng,
dan berfungsi sebagai penahan air yang datang dari lereng bagian
atas. Agar lebih efektif, penamanan tanaman sebaiknya dilakukan
juga searah kontur.
Tumpukan
tanah yang ditinggikan melingkari lereng disebut guludan. Guludan
sebaiknya ditanami dengan tanaman penguat seperti rumput. Tanaman utama
ditanaman diantara guludan. Lebar antar guludan bisa disesuaikan
dengan kemiringan lereng. Kadang-kadang guludan juga dilengkapi
dengan saluran air yang dibuat di sebelah atas guludan. Saluran ini
berfungsi untuk menahan air yang jatuh sehingga tidak langsung menerjang
guludan. Metoda mekanik yang lebih popular adalah pembuatan teras. Teras
berfungsi mengurangi panjang lereng dan mengurangi kecepatan dan jumlah aliran
permukaan. Ada dua utama teras yang biasa digunakan, yaitu: teras bangku
dan teras berdasarkan lebar. Namun demikian, varian dari kedua
metoda teras di atas dijumpai cukup banyak di lapang. Umumnya modifikasi
berkaitan dengan panjang dan bentuk lereng, tambahan saluran air, atau
tambahan tanaman penguat.
Kelebihan
metode vegetative
·
Menjaga kestabilan tanah
·
Mengurangi daya rusak air
·
Daya resap air lebih baik karena adanya tanaman yang menahan
laju dan meresap dari atas
·
Erosi yang disebabkan oleh air hujan kemungkinan kecil
terjadi
Kelebihan
metode mekanik
·
Pori-pori udara lebih banyak terbentuk
·
Mengurangi laju air karena teerhalang oleh guludan yang
terbentuk
·
Mengurangi erosi yang terjadi
·
Memperbaiki aerasi dan drinase serta permeabilitas tanah
Kesimpulan
Jika dilihat dari kedua kelebihan metode diatas dapat
disimpulkan bahwa pada metode mekanik lebih cenderung dilakukan pada pengolahan
tanah. Tapi jika pada metode vegetasi(agronomi) aspek yang diperhatikan bukan
hanya dari pengolahan tanah melainkan juga dari jenis tanaman yang akan ditanam
sehingga tanah dan tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar