Rabu, 23 Mei 2012

Konservasi Tanah


Konservasi tanah adalah segala upaya yang ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah.  Pencegahan kerusakan tanah terutama akibat erosi dilakukan dengan cara menurunkan kekuatan perusak,  dalam hal ini air hujan,  serta  memperbaiki kedaan tanah sehingga memiliki daya tahan yang tinggi terhadap erosi. Pada dasarnya ada 3 metoda konservasi tanah yang dapat dilakukan, yaitu: metoda agronomi atau vegetatif, metoda mekanik, dan metoda kimia.   Dua metoda pertama lebih banyak diaplikasikan dan  prospektif diterapkan di Indonesia.  Metoda ketiga tampaknya perlu biaya besar dan sebagian besar masih dalam tataran penelitian
Konservasi tanah dengan metoda agronomi atau vegetatif  adalah pemanfaatan tanaman serta sisa-sisa tanaman untuk menurunkan daya rusak air, baik itu air hujan yang jatuh maupun aliran permukaan.  Menurut Arsyad (1989) metoda vegetatif meliputi:
1.      Penanaman tanaman yang terus menerus tanpa membiarkan lahan terbuka
2.      Penanaman tanaman dalam lajur atau strip
3.      Pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau atau tanaman penutup tanah
4.      Sistem pertanian hutan
5.      Pemanfaatan sisa-sisa tanaman sebagai mulsa dan penambahan bahan organik
6.      Penanaman rumput pada saluran-saluran air.
Manajemen tanaman dalam arti memilih tanaman yang sesuai dengan kemiringan tanah, tumbuh cepat dan tahan erosi merupakan langkah awal dalam metoda agronomi. Penanaman tanaman sepanjang garis kontur (strip cropping) adalah suatu sistem bercocok tanam dimana beberapa jenis tanaman ditanam dalam strip-strip yang berselang-seling pada ketinggian yang sama, memotong lereng. Dengan cara ini, aliran air yang jatuh dari lereng bagian atas akan tertahan oleh barisan tanaman.  Tertahannya air berarti memberi kesempatan yang lebih lama bagi air untuk meresap ke dalam tanah, serta laju pergerakannya ke lereng bagian bawah terhambat.  Akibatnya, daya gerus aliran air akan berkurang secara drastis.  Metoda ini dilaporkan  dapat menurunkan erosi hingga 50% pada tanah dengan kemiringan sedang. Pada tanah dengan kemiringan yang curam metoda ini kurang efektif karena laju aliran air terutama di daerah bercurah hujan lebat akan sangat tinggi.
Metoda mekanik merupakan perlakuan fisik terhadap tanah  guna menurunkan daya rusak aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan tanah untuk budidaya tanaman. Metoda ini dapat memperlambat laju aliran permukaan, menampung air dan menyalurkannya dengan gaya yang tidak merusak, memperbesar kemampuan tanah menyerap air, memperbaiki aerasi dan permeabilitas, serta membantu penyediaan air bagi tanaman (Arsyad, 1989).
Metoda mekanik meliputi: pengolahan tanah minimum, pengolahan tanah menurut garis kontur, pembuatan guludan menurut kontur, pembuatan teras, dam, rorak, tanggul, serta perbaikan drainase dan irigasi.  Pengolahan tanah minimum adalah proses manipulasi tanah untuk keperluan tanaman seminimal mungkin guna menghindari erosi, namun tetap masih bisa mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Pada pengolahan tanah menurut kontur, tanah diolah memotong lereng. Tumpukan-tumpukan tanah hasil olahan berbentuk sabuk mengelilingi lereng, dan   berfungsi sebagai penahan air yang datang dari lereng bagian atas.  Agar lebih efektif,  penamanan tanaman sebaiknya dilakukan juga searah kontur.
Tumpukan tanah yang ditinggikan melingkari lereng  disebut guludan.  Guludan sebaiknya ditanami dengan tanaman penguat seperti rumput.  Tanaman utama ditanaman diantara guludan.   Lebar antar guludan bisa disesuaikan dengan kemiringan  lereng.  Kadang-kadang guludan juga dilengkapi dengan saluran air yang dibuat di sebelah atas guludan.  Saluran ini berfungsi untuk menahan air yang jatuh sehingga tidak langsung menerjang guludan. Metoda mekanik yang lebih popular adalah pembuatan teras.  Teras berfungsi mengurangi panjang lereng dan mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan.  Ada dua utama teras yang biasa digunakan, yaitu: teras bangku dan teras berdasarkan lebar.  Namun demikian,  varian dari kedua metoda teras di atas dijumpai cukup banyak di lapang.  Umumnya modifikasi berkaitan dengan panjang dan  bentuk lereng, tambahan saluran air, atau tambahan tanaman penguat.
Kelebihan metode vegetative
·         Menjaga kestabilan tanah
·         Mengurangi daya rusak air
·         Daya resap air lebih baik karena adanya tanaman yang menahan laju dan meresap dari atas
·         Erosi yang disebabkan oleh air hujan kemungkinan kecil terjadi
Kelebihan metode mekanik
·         Pori-pori udara lebih banyak terbentuk
·         Mengurangi laju air karena teerhalang oleh guludan yang terbentuk
·         Mengurangi erosi yang terjadi
·         Memperbaiki aerasi dan drinase serta permeabilitas tanah 

Kesimpulan
Jika dilihat dari kedua kelebihan metode diatas dapat disimpulkan bahwa pada metode mekanik lebih cenderung dilakukan pada pengolahan tanah. Tapi jika pada metode vegetasi(agronomi) aspek yang diperhatikan bukan hanya dari pengolahan tanah melainkan juga dari jenis tanaman yang akan ditanam sehingga tanah dan tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar