Jumat, 07 Oktober 2011

KLASIFIKASI HAMA PASCA PANEN



SERANGGA DALAM PENYIMPANAN BIJI-BIJIAN DAN PRODUK OLAHAN

Serangga yang menginfestasi biji-bijian maupun produk olahan yang disimpan dapat diklasifikasikan menurut arti penting/statusnya secara ekonomi dalam menimbulkan kerusakan. 
·        Hama penting adalah spesies yang seringkali menimbulkan kerusakan besar pada bahan simpan dan biasanya teradaptasi untuk berkembang dalam lingkungan penyimpanan.
·          Hama minor meliputi sejumlah besar spesies yang berpotensi menimbulkan kerusakan dan kadang-kadang mendekati status hama penting.  Umumnya berkembang dalam bahan simpan yang berkualitas buruk yang memiliki kelembaban marginal (relatif tinggi) atau telah kadaluwarsa.
·          Hama insidental sebenarnya hanya secara kebetulan saja ditemukan di penyimpanan (belalang, lalat, dsb) dan umumnya tidak menimbulkan kerusakan kuantitatif, namun keberadaannya dianggap sebagai kontaminan yang menurunkan kualitas bahan simpan.
·          Serangga menguntungkan, misalnya parasitoid dan predator serangga biasa ditemukan pada bahan simpan yang terserang hama pascapanen.  Serangga ini dikembangkan sebagai alternatif pengendalian hama di penyimpanan.  Walaupun demikian, beberapa spesies hama bisa menjadi predator fakultatif bahkan kanibal karena kelangkaan makanan.
Klasifikasi lain yang umum dilakukan berdasarkan perilaku makan dan siklus perkembangan hama.  Spesies yang sebagian besar siklus hidupnya berada di dalam biji yang menjadi sumber makanannya digolongkan sebagai infestor internal. Sebaliknya spesies yang mengkonsumsi bahan simpan dari permukaan luar dikategorikan sebagai infestor eksternal. 
Klasifikasi ini paralel dengan pengertian hama primer (primary colonizer) dan hama sekunder (secondary colonizer).  Infestor internal disebut juga hama primer karena membutuhkan biji-bijian yang masih utuh untuk makanan dan perkembangannya.  Infestor eksternal identik dengan hama sekunder karena sering ditemukan pada biji-bijian yang telah pecah karena perlakuan mekanis maupun serangan hama primer.  Hama sekunder juga sering menyerang produk olahan seperti tepung, mie kering, keju, dsb.  Spesies ini tidak mempunyai kemampuan menembus pelindung alamiah biji simpan seperti halnya hama primer, namun pada produk olahan bisa terbentuk semacam liang gerekan.
Infestor internal/hama primer sering kali menjadi hama penting pascapanen karena tingginya tingkat kerusakan, apalagi bila embrio biji juga dikonsumsi.  Sifat infestasinya yang tersembunyi (hidden infestation) juga menyebabkan hama ini sulit dideteksi dan dibersihkan saat pemprosesan bahan simpan.  Infestor internal terdiri dari:
·          Kumbang moncong (famili curculionidae).  Yang umum ditemukan adalah tiga spesies yaitu Sitophilus zeamais, S. oryzae dan S. granarius. 
·          Kumbang benih (famili bruchidae), yang terpenting sebagai hama pascapanen adalah genus Callosobruchus, Zabrotes, dan Caryedon.  Genus Bruchus, Bruchidius dan Specularius adalah kelompok hama di pertanaman dan tidak bertahan lama dalam lingkungan penyimpanan.
·          Kumbang penggerek (famili bostrichidae).  Rhyzopertha dominica  yang menjadi hama penting khususnya pada biji-bijian yang kecil seperti gandum dan beras.  Dua spesies lainnya biasa ditemukan pada komoditi yang tidak sempurna pengeringannya yaitu Prostephanus truncatus yang menyerang jagung yang masih bertongkol serta Dinoderus spp. (penggerek bambu).  Famili scolytidae juga merupakan kumbang penggerek, namun sangat jarang bisa berkembang biak pada biji simpan, contohnya  Hypothenemus hampei.
·          Ngengat penggerek (famili gelechiidae), yaitu Sitotroga cerealella yang biasanya kalah bersaing dengan kelompok kumbang di atas bila ditemukan bersama-sama.
Eksternal infestor/hama sekunder dalam keadaan tertentu dapat hidup pada biji-bijian utuh namun tetap saja menyerang dari permukaan luar dan tampaknya menyukai bagian embrio/lembaga.  Kelompok hama ini terdiri dari berbagai famili dari ordo coleoptera, lepidoptera, psocoptera dan tungau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar